Daftar Negara yang Sedikit Main Mobile Legends

Mobile Legends: Bang Bang atau yang lebih dikenal dengan singkatan MLBB adalah salah satu game MOBA paling populer di dunia, khususnya di kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia, Filipina, dan Malaysia. Namun, meskipun sangat booming di sejumlah negara, ternyata ada juga negara-negara di dunia yang justru tidak begitu tertarik dengan game ini. Entah karena faktor budaya, preferensi game lokal, infrastruktur internet, atau bahkan dominasi game lain, beberapa negara menunjukkan jumlah pemain MLBB yang sangat minim.

 

Dalam artikel ini, kita akan membahas 7 negara yang sedikit main ML, berdasarkan pengamatan tren gaming, data komunitas, serta kecenderungan gamer lokal dalam memilih genre atau judul game tertentu. Yuk, kita intip daftarnya!

 

Daftar Negara yang Sedikit Main Mobile Legends

 

Belarus

1. Belarus

 

Belarus, sebuah negara di Eropa Timur yang dikenal dengan arsitektur Soviet-nya yang ikonik, memiliki populasi gamer yang lebih condong ke genre game PC dan konsol. Game seperti Counter-Strike: Global Offensive, Dota 2, dan World of Tanks (yang kebetulan dikembangkan oleh perusahaan Belarus, Wargaming.net), jauh lebih populer dibanding game mobile seperti Mobile Legends.

 

Salah satu alasan mengapa ML kurang diminati di Belarus adalah karena preferensi pemain lokal yang lebih menyukai gameplay kompleks dengan grafis tingkat tinggi, yang biasanya disediakan oleh game PC. Selain itu, infrastruktur internet dan jaringan seluler di Belarus tidak sekompetitif negara-negara Asia dalam mendukung ekosistem mobile gaming. Ini membuat game seperti MLBB kurang mendapat perhatian.

 

Belum lagi, kehadiran game lokal dan game dari Rusia yang lebih familiar dengan budaya setempat juga membuat game dari Asia Tenggara sulit menembus pasar Belarus.

 

2. Kazakhstan

 

Kazakhstan juga termasuk negara yang jarang terlihat dalam statistik pemain Mobile Legends. Negara yang terletak di Asia Tengah ini memiliki basis gamer yang unik, yang sebagian besar bermain di platform PC dan konsol. Game populer di Kazakhstan antara lain adalah PUBG (versi PC), League of Legends, dan Valorant.

 

Mobile Legends sendiri, sebagai game yang lebih populer di Asia Tenggara dan negara-negara dengan budaya mobile gaming yang kuat, belum berhasil meraih pangsa pasar besar di Kazakhstan. Meskipun penggunaan smartphone meningkat di kalangan anak muda Kazakhstan, game yang dimainkan di platform ini cenderung lebih ke arah game kasual atau media sosial, bukan MOBA mobile.

 

Ditambah lagi, minimnya turnamen MLBB lokal dan keterbatasan konten berbahasa Rusia atau Kazakh menjadi salah satu faktor penghambat penetrasi game ini di pasar Kazakhstan.

 

3. Kenya

 

 

Beralih ke Afrika, Kenya juga termasuk negara yang relatif sedikit memainkan Mobile Legends. Di Afrika secara umum, perkembangan industri game masih dalam tahap awal, meskipun potensi pasar sangat besar. Infrastruktur internet yang masih berkembang menjadi salah satu tantangan utama bagi pertumbuhan mobile gaming di negara ini.

 

Di Kenya, game-game mobile yang lebih kasual dan tidak membutuhkan koneksi internet stabil, seperti Subway Surfers, Candy Crush, dan Ludo King, lebih populer di kalangan pengguna smartphone. Sementara itu, genre MOBA seperti Mobile Legends masih belum bisa menyaingi popularitas game-game ringan tersebut.

 

Selain itu, minimnya promosi MLBB di kawasan Afrika dan tidak adanya server khusus atau dukungan komunitas yang kuat juga menjadi faktor mengapa game ini kurang diminati di Kenya.

 

Namun demikian, dengan pertumbuhan teknologi dan penetrasi smartphone yang meningkat setiap tahun, bukan tidak mungkin di masa depan Kenya akan mulai menjadi pasar potensial bagi Mobile Legends.

 

4. Peru

 

Peru adalah salah satu negara di Amerika Selatan yang memiliki komunitas gamer yang sangat aktif, tetapi kebanyakan fokusnya masih pada game PC dan konsol. Game seperti Free Fire, Call of Duty Mobile, dan FIFA jauh lebih mendominasi dibanding Mobile Legends.

 

Salah satu faktor utama mengapa ML kurang populer di Peru adalah karena keberadaan game MOBA lainnya yang lebih dahulu populer, seperti League of Legends untuk PC. Selain itu, tidak banyak konten lokal atau komunitas ML yang berkembang di negara ini, membuat adopsi game tersebut berjalan lambat.

 

Kultur gaming di Peru juga masih sangat terikat dengan warnet dan konsol seperti PlayStation. Game mobile memang mengalami pertumbuhan, namun belum cukup untuk membawa ML ke jajaran game populer di sana.

 

5. Qatar

 

Qatar adalah negara kecil namun sangat maju di kawasan Timur Tengah. Walaupun penetrasi teknologi dan penggunaan smartphone sangat tinggi, Qatar tetap bukan pasar utama untuk Mobile Legends. Mengapa demikian?

 

Pertama, gamer di Qatar cenderung memilih game dengan kualitas grafis tinggi dan gameplay yang realistis, seperti PUBG Mobile, Call of Duty Mobile, serta game berbasis konsol seperti FIFA dan Fortnite. Sementara itu, game MOBA mobile seperti ML kurang mendapatkan eksposur di kalangan gamer Qatar.

 

Kedua, faktor bahasa juga memengaruhi. MLBB tidak memiliki banyak konten berbahasa Arab atau representasi budaya Timur Tengah di dalam gamenya, sehingga tidak terlalu menarik bagi gamer lokal.

 

Terakhir, dalam hal e-sports, MLBB juga kalah saing dengan game lain yang lebih dulu membangun ekosistem kompetitif di Timur Tengah, seperti PUBG dan Valorant.

 

6. Venezuela

 

Venezuela adalah contoh unik lainnya. Negara ini memiliki komunitas gamer yang sebenarnya cukup aktif, tetapi lebih fokus pada game PC, konsol, dan beberapa game mobile yang tidak terlalu menuntut koneksi internet stabil.

 

Krisis ekonomi yang telah lama melanda Venezuela menyebabkan banyak gamer beralih ke game-game gratis yang ringan, seperti Among Us, Clash of Clans, atau Free Fire. Mobile Legends, yang memerlukan koneksi internet yang stabil dan spesifikasi ponsel yang cukup tinggi untuk pengalaman bermain optimal, menjadi kurang diminati di sini.

 

Selain itu, ekosistem game MLBB belum menyentuh pasar Amerika Latin secara mendalam, baik dari sisi pemasaran maupun dukungan komunitas. Hal ini membuat MLBB jarang terdengar dalam percakapan gaming di Venezuela.

 

Namun, dengan meningkatnya adopsi teknologi dan akses ke perangkat mobile yang lebih canggih, bisa jadi pasar Venezuela akan mulai terbuka untuk Mobile Legends di masa depan.

 

7. Norwegia

 

Norwegia, negara Skandinavia yang terkenal dengan kualitas hidup tinggi dan infrastruktur teknologi yang maju, ternyata juga termasuk negara yang jarang memainkan Mobile Legends. Uniknya, justru karena tingkat perkembangan teknologinya yang tinggi, gamer Norwegia lebih memilih game yang punya standar grafis dan gameplay tingkat tinggi.

 

Game seperti League of Legends, World of Warcraft, Apex Legends, dan Counter-Strike sangat populer di Norwegia. Game-game ini telah lama menjadi bagian dari kultur e-sports dan komunitas gaming di sana. Sebaliknya, Mobile Legends dianggap sebagai game kasual yang lebih cocok untuk pasar berkembang, bukan gamer hardcore seperti di Norwegia.

 

Selain itu, preferensi masyarakat Norwegia terhadap konsol seperti PlayStation dan Xbox juga membuat game mobile kurang dilirik. Meski pengguna smartphone banyak, game yang dimainkan biasanya lebih ke arah hiburan ringan, bukan game kompetitif seperti MLBB.

 

Dari daftar di atas, bisa kita lihat bahwa faktor budaya, infrastruktur, serta sejarah perkembangan industri game lokal sangat memengaruhi popularitas sebuah game di suatu negara. Mobile Legends mungkin menjadi raksasa di Indonesia dan Filipina, namun belum tentu berhasil di Belarus atau Norwegia.

 

Faktor-faktor seperti:

a. Bahasa dan konten lokal

b. Preferensi genre game

c. Infrastruktur internet

d. Ketersediaan perangkat

e. Dukungan komunitas dan turnamen, semuanya turut menentukan apakah sebuah game mobile seperti MLBB bisa sukses di suatu negara.

 

Namun, bukan berarti pasar-pasar ini akan tertutup selamanya. Dengan strategi ekspansi global yang tepat, termasuk adaptasi bahasa, promosi lokal, dan pengembangan komunitas, bukan tidak mungkin Mobile Legends suatu hari nanti akan menjadi game global yang benar-benar dimainkan di setiap penjuru dunia — bahkan di negara-negara yang saat ini belum menunjukkan minat tinggi.

 

Demikian pembahasan mengenai negara yang sedikit main Mobile Legends (ML). Ingin top up diamond ML Termurah? Ya di Ditusi aja!

PREVIOUS POST
You May Also Like

Leave Your Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *